Hingga kini penyebab pasti dari rosacea belum diketahui. Orang berkulit putih dan orang yang memiliki riwayat rosacea dalam keluarga lebih rentan untuk mengalaminya. Pada orang yang rentan mengalami rosacea, kondisi berikut ini dapat mencetuskan terjadinya rosacea:
- Sering mengonsumsi kafein dan susu
- Kebiasaan makan makanan pedas
- Berada dalam suhu ekstrem (terlalu terik atau terlalu dingin)
- Stres dan kondisi emosi
- Sauna
- Hipertensi
Terdapat berbagai jenis pengobatan rosacea, tergantung berat dan jenis rosacea yang dialami. Pengobatan dengan obat topikal (obat yang dioles) biasanya diberikan 1–2 kali dalam sehari.
Obat topikal yang digunakan dapat berupa antibiotik, asam retinoat, benzoil peroksida, atau asam azalea. Pada keadaan yang berat, pengobatan dengan antibiotik tablet dan isotretinoin kadang diperlukan. Obat-obatan ini harus dikonsumsi atas petunjuk dokter. Namun kemajuan teknologi dalam bidang kedoteran kini menjadi kunci bagi orang-orang yang mengalami masalah rosacea yang dapat diatasi dengan terapi Botox.
BOTOX Atasi Rosacea
Toksin botulinum (BOTOX) adalah neurotoksin yang berasal dari bakteri Clostridium botulinum yang menghambat pelepasan asetilkolin pada tingkat sambungan neuromuskular yang efeknya telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati berbagai kondisi otot/neuromuskular dan banyak digunakan dalam bidang kecantikan.
BOTOX telah bereksperimen dalam beberapa kondisi dermatologis, yang meliputi Rosacea dan perawatan wajah memerah dengan hasil yang baik. Mekanisme kompleks yang mendasari hasil tersebut tidak sepenuhnya dipahami tetapi diusulkan penghambatan pelepasan asetilkolin dari saraf otonom perifer dari sistem vasodilatasi kulit yang dikombinasikan dengan zat blokade P dan peptida terkait gen kalsitonin (CGRP) sehingga memodulasi dilatasi pembuluh darah.
Kesimpulannya, aplikasi inovatif untuk penggunaan BOTOX pada rosacea dan perawatan pembilasan wajah, menunjukkan bahwa injeksi BOTOX intradermal aman dan berkhasiat untuk mengurangi eritema dan pembilasan pada rosacea. Penelitian yang lebih besar, terkontrol, dan acak diperlukan untuk menentukan dosis dan durasi aktivitas yang optimal.
Umumnya, tidak ada efek samping jangka panjang atau yang membahayakan pada penggunaan botox di bidang dermatologi, karena terapi botox tidak berhubungan dengan efek klinis yang permanen. Botox cukup aman dan efektif pada penggunaan untuk terapi kerutan pada wajah. Efek samping yang mungkin terjadi adalah kejadian normal dari proses injeksi dan pada keadaan tertentu dapat tejadi paralisis otot yang akan berkurang secara perlahan setelah efek paralisis otot yang akan berkurang secara perlahan setelah efek toksin menghilang.
Kamu bisa cari tahu berbagai macam treatment yang ada di NOVI’S Clinic Dermatology Bekasi melalui Artikel Kesehatan di
Sahabat NOVI’S juga bisa menyaksikan beberapa treatment di youtube channel NOVI’S Dermatology
Review By : DR. NOVIANTY ARLISMA